1. Memahami dampak perubahan sosial
2. Memahami lembaga sosial
Kompetensi Dasar :
1.1 Menjelaskan proses perubahan sosial di masyarakat
1.2 Menganalisis dampak perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat.
2.1 Menjelaskan hakikat lembaga sosial
2.2 Mengklasifikasikan tipe-tipe lembaga sosial
2.3 Mendeskripsikan peran dan fungsi lembaga sosial.
BAB I
Mobilitas sosial
Setelah mempelajari Bab ini
diharapkan anda dapat:
1. Mendeskripsikan
pengertian mobilitas sosial
2. Mendeskripsikan
cara melakukan mobilitas sosial
3. Mendeskripsikan
faktor penghambat mobilitas sosial
4. Mendeskripsikan
bentuk-bentuk mobilitas sosial
5. Menganalisis
faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial
6. Mendeskrisikan
saluran mobilitas sosial
7. Menguraikan
dampak mobilitas sosial
Mobilitas
sosial adalah perubahan,
pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran anggotanya.
Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen beralih
pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain,
seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia
melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. namun, ia
gagal dan jatuh miskin. Proses keberhasilan ataupun kegagalan setiap orang dalam
melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut mobilitas sosial(social
mobility)
Menurut Paul B. Horton, mobilitas
sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satukelas sosial ke kelas sosial lainnya atau
gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas
sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi
suatu kelompok sosial. Struktur
sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam
kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
Dalam dunia
modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa
hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka
melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat
mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap
dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih
tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan
terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalamkelas sosial tertutup.
Mobilitas
sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan
untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup
kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodalatau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila
seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada
pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih
tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi
kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak
sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.
B. Cara untuk melakukan mobilitas
sosial
Secara umum,
cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai
berikut :
1. Perubahan standar hidup
Kenaikan penghasilan
tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu
standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status.
Contoh:
Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan
kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status
sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah
standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana
seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
2. Perkawinan
Contoh:
Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki
dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat
menaikan status si wanita tersebut.
3. Perubahan tempat tinggal
Untuk
meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari
tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan
disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini
menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.
4. Perubahan tingkah laku
Untuk
mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status
sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi
yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga
pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan
diri dengan kelas yang diinginkannya.
Contoh: agar
penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas
atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan
kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
Dalam suatu
masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke
atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial
yang lebih tinggi.
Contoh: Di
kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan
mendapat sebutan "kang" di
depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan
namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"
C. Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa
faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor
penghambat itu antara lain sebagai berikut :
1. Perbedaan
kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa
dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat
duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut
Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
3. Diskriminasi
Kelas
Dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke
atas. Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu
dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu
mendapatkannya.
Contoh:
jumlah anggota DPR yag dibatasi hanya 500
orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status
sosialnya menjadi anggota DPR.
4. Kemiskinan dapat
membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu kelas sosial tertentu.
Contoh:
"A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua
orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk
meningkatkan status sosialnya.
5. Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap
prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk
meningkatkan status sosialya.
D.
Bentuk-bentuk Mobilitas Sosial
1. Mobilitas sosial horizontal
Mobilitas
horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari
suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi
perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak
Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan
Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang
dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.
2. Mobilitas sosial vertikal
Mobilitas
sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai
dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas
vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah
(social sinking).
a. Mobilitas
vertikal ke atas (Social climbing)
Mobilitas vertikal
ke atas atau social climbing mempunyai dua bentuk yang utama
1. Masuk ke
dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang
mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana
kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.
Contoh:
A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan,
ia diangkat menjadi kepala sekolah.
2. Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu
untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi
ketua organisasi.
Contoh:
Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari
organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
b. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Mobilitas
vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.
1. Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.
1. Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.
Contoh:
seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika
melaksanakan tugasnya.
2. Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
2. Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
Contoh:
Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.
Mobilitas antargenerasi
Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau
lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan
seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik
atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan
itu sendiri, melainkan padaperpindahan status sosial suatu generasi ke
generasi lainnya.
Contoh: Pak
Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga
sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara.
Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas intragenerasi
Mobilitas
intragenerasi adalah mobilitas yang terjadi di dalam satu kelompok generasi
yang sama.
Contoh: Pak
Darjo adalah seorang buruh. Ia memiliki anak yang bernama Endra yang menjadi
tukang becak. Kemudian istrinya melahirkan anak ke-2 yang diberi nama Ricky
yang awalnya menjadi tukang becak juga. tetapi Ricky lebih beruntung sehingga
ia bisa mengubah statusnya menjadi seorang pengusaha sementara Endra tetap
menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya di
sebut Mobilitas Antargenerasi.
Gerak sosial geografis
Gerak sosial
ini adalah perpindahan individu atau
kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.
E. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial
Mobilitas
sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
1. Perubahan
kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena
adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas.
Perubahan ideologi dapat
menimbilkan stratifikasi baru
Ekspansi
teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas
struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota,
transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
3. Komunikasi
yang bebas
Situasi-situasi
yang membatasi komunikasi antarstrata
yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam
pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi
mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea
efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan
merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
4. Pembagian
kerja
Besarnya
kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja
yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan,
maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu
strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan
khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar
dapat menempati status tersebut.
F. Saluran
Mobilitas Sosial
1. Angkatan Bersenjata
Angkatan bersenjata
merupakan organisasi yang
dapat digunakan untuk saluran mobilitas vertikal ke atas melalui tahapan yang
disebut kenaikan pangkat. Misalnya, seorang prajurit yang berjasa pada negara karena menyelamatkan negara dari pemberontakan, ia akan mendapatkan penghargaan dari masyarakat. Dia mungkin dapat diberikanpangkat/kedudukan yang lebih tinggi, walaupun berasal dari
golongan masyarakat rendah.
2. Lembaga-lembaga keagamaan
2. Lembaga-lembaga keagamaan
Lembaga-lembaga
keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, misalnya yang berjasa dalam
perkembangan Agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.
3. Lembaga pendidikan
Lembaga-lembaga
pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal
ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat)
yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi.
Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan
yang lebih tinggi.
Contoh:
Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia
memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan
pengetahuannya itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang
kaya, yang secara otomatis telah meningkatkan status sosialnya.
4. Organisasi politik
Seperti
angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan
berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status
sosialnya meningkat.
5. Organisasi ekonomi
Organisasi ekonomi (seperti perusahaan,
koperasi, BUMN dan lain-lain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang.
Semakin besar prestasinya, maka semakin besar jabatannya. Karena jabatannya
tinggi akibatnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya bertambah
akibatnya kekayaannya bertambah. Dan karena kekayaannya bertambah akibatnya
status sosialnya di masyarakat meningkat.
6. Organisasi
keahlian
Orang
yang memiliki keahlian dan menyumbangkan pengetahuan/keahliannya
kepada kelompok pasti statusnya akan dianggap lebih tinggi daripada anggota biasa lainnya.
7. Perkawinan
Sebuah
perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang
yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.
G.
Dampak Mobilitas Sosial
Gejala naik
turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu
terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian
mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada berbagai macam konflik yang bisa muncul dalam
masyarakat sebagai akibat terjadinya mobilitas.
1. Dampak Negatif
a. Konflik antarkelas
Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena
ukuran-ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam
lapisan-lapisan tadi disebut kelas sosial. Apabila
terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat
dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas.
Contoh:
demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara
kelas buruh dengan pengusaha.
b. Konflik
antarkelompok sosial
Di dalam
masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya
kelompok sosial berdasarkan ideologi, profesi, agama, suku, dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai
kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik.
Contoh:
tawuran pelajar, perang antarkampung.
c. Konflik antargenerasi
Konflik antar
generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan
generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan.
Contoh:
Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat
bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.
d. Penyesuaian
kembali
Setiap konflik pada dasarnya ingin menguasai atau mengalahkan
lawan. Bagi pihak-pihak yang berkonflik bila menyadari bahwa konflik itu lebih
banyak merugikan kelompoknya, maka akan timbul penyesuaian kembali yang
didasari oleh adanya rasa toleransi atau rasa penyesuaian kembali yang didasari
oleh adanya rasa toleransi atau
rasa saling menghargai. Penyesuaian semacam ini disebut Akomodasi.
2. Dampak
Positif
a. Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan
untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan
bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
Contoh:
Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan
kekayaan dimasa depan.
b. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat
tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
Contoh:
Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris kemasyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung
oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan
peningkatan dalam bidangpendidikan.
========oOo=========
BAB 2
PERUBAHAN SOSIAL
Setelah mempelajari bab ini diharapkan anda dapat:
- Mendeskripsikan pengertian perubahan sosial
- Mendeskripsikan faktor penyebab perubahan sosial
- Mendeskripsikan faktor penghambat perubahan sosial
- Menganalisis perubahan sosial dalam masyarakat di lingkungan sekitar
A. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan
sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan
bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
B. Faktor Penyebab Perubahan
Sosial
Perubahan sosial budaya terjadi
karena beberapa faktor. Di antaranya:
1. Komunikasi;
3. faktor
internal lain seperti perubahan jumlah penduduk,
4. penemuan
baru,
6. faktor
eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim,
C. Faktor Penghambat Perubahan
Sosial
Ada pula beberapa faktor yang
menghambat terjadinya perubahan, misalnya:
1. kurang
intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain;
2. perkembangan
IPTEK yang lambat;
4. ada
kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat;
5. prasangka
negatif terhadap hal-hal yang baru;
6. rasa takut
jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar