Selasa, 13 Desember 2011

FILSAFAT ILMU

Menjadi Pemimpin yang Bijak dalam Mengambil Keputusan Melalui Pembelajaran Filsafat Ilmu



1. Pengertian Filsafat

Filsafat adalah usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilainya. Filsafat termasuk ilmu yang paling luas cakupannya, oleh karena itu titik tolak untuk memahami dan mengerti filsafat adalah meninjau dari segi etimologi.
Istilah “filsafat” dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata philosophia (Yunani), yaitu philein yang berarti “mencintai”, sedangkan philos yang berarti “teman, kawan, sahabat” dan istilah sophos yang berarti “kebijaksanaan”.


2. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pemimpin adalah orang yang memimpin, orang yang memegang tangan sambil berjalan untuk menuntun, menunjukkan jalan orang yang dibimbing, orang yang menunjukkan jalan dalam arti kiasan, orang yang melatih, mengajari supaya akhirnya dapat mengerjakan sendiri.
Para pemraktik biasanya mendefinisikan pemimpin sebagai orang yang menerapkan prinsip dan tekhnik yang memastikan motivasi, disiplin dan produktivitas jika bekerjasama dengan orang, tugas dan situasi agar dapat mencapai tujuan organisasi.
Definisi pemimpin menurut para ahli dan dalam beberapa kamus modern diantaranya:
1. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999)
Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.
2. Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi (1983 : 255)
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
3. Kartini Kartono ( 1994 :  33 )
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
4. C. N. Cooley (1902)                                               
Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat.
5. Henry Pratt Faiechild dalam Kartini Kartono (1994 : 33)
Pemimpin dalam pengertian ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
6. Sam Walton.
Pemimpin besar akan berusaha menanamkan rasa percaya diri pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya diri tinggi, maka kita akan terkejut pada hasil luar biasa yang akan mereka raih.
7. Ahmad Rusli dalam kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999)
Pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.

Para ahli umumnya mengakui bahwa proses memimpin (kepemimpinan) itu merupakan suatu seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, hormat dan kerjasama yang bersemangat guna mencapai tujuan secara bersama. Dalam masyarakat, dewasa ini kepemimpinan lebih dititik beratkan kepada kemampuan untuk mengendalikan kekuasaan yang tersebar dan memberi kekuasaan pada orang lain untuk mengubah impian menjadi kenyataan. Impian tersebut menuntut seseorang untuk lebih mengembangkan kreativitasnya.

3. Konsep Pemimpin yang Baik

Berdasarkan pengertian dan definisi yang telah dikemukan, adanya tugas yang harus dilaksanakan oleh pemimpin antara lain :
a.       Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan.
b.      Mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain.
c.       Mempengaruhi orang lain.
d.      Mengkoordinasikan sejumlah kegiatan.

Seorang tokoh yang bernama Selzink pun ikut mendefinisikan empat macam tugas penting seorang pemimpin. Teori ini dibenarkan pula oleh Richard H. Hall dalam bukunya yang berjudul “Organization Structure and Process” (1982). Tugas ini meliputi :
a.       Mendefinisikan misi dan peranan organisasi.
b.      Menciptakan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c.       Mempertahankan keutuhan organisasi.
d.      Mengendalikan konflik internal yang terjadi did ala organisasi.

Selain tujuan, pemimpin juga memiliki beberapa fungsi yaitu :
a.       Menciptakan perubahan secara efektif di dalam penampilan kelompok.
b.      Menggerakkan orang lain sehingga secara sadar orang lain tersebut melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
Dua fungsi lain yang diungkapkan oleh James A.F. Stoner (Managemant, 1982) yaitu :
a.       Fungsi pemecahan masalah
Pemimpin memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan sumbangan informasi dan pendapat.
b.      Fungsi menjaga keutuhan kelompok
Seorang pemimpin membantu kelompok untuk beroprasi lebih lancer, memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang lain, menjembatani kelompok yang sedang berselisih pendapat.
 
John Adair (1990 : 2-3 dalam Komariah dan Triatna, 2004 : 82) mengemukakan ciri-ciri pemimpin yang berkualitas yaitu :
1)      Memiliki integritas pribadi.
2)      Memiliki antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang dipimpinnya.
3)      Mengembangkan kehangatan, budaya dan iklim organisasi.
4)      Memiliki ketenangan dalam memanajemen suatu organisasi.
5)      Tegas dan adil dalam mengambil tindakan, kebijakan dan keputusan kelembagaan.

4. Pemimpin yang Bijaksana dalam Mengambil Keputusan

Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional dari segala sesuatu. Sebagaimana dikemukakan oleh James K. Feibleman, bahwa filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional tentang segala sesuatu dalam kaitannya dengan hidup manusia. Manusia dalam hidupnya senantiasa menghadapi berbagai macam permasalahan, antara lain : masalah ekonomi, politik, social, ideology dan sebagainya. Termasuk dalam perannya sebagai seorang pemimpin, yang dituntut harus bersikap bijaksana dalam mengambil suatu keputusan demi terpenuhinya hajat hidup orang banyak.
Pada materi sebelumnya telah dijelaskan secara panjang lebar mengenai konsep pemimpin yang baik secara luas. Jika semua konsep dijabarkan secara keseluruhan maka tidak akan habis bahan pembicaraannya. Maka pada makalah ini, konsep yang begitu luas itu akan dikerucutkan dan  hanya membahas masalah bagaimana sosok pemimpin yang bijaksana dalam mengambil keputusan.
Pada suatu lembaga maupun organisasi sudah pasti terdapat beberapa peraturan yang harus ditaati oleh semua orang yang tergabung dalam organisasi tersebut. Peraturan tersebut tidak hanya dibuat oleh pemimpinnya saja. Namun peraturan ditetapkan melalui proses persetujuan semua pihak terkait. Tugas pemimpin dalam hal ini hanya mengawasi dan menyutujui keberlangsungan peraturan tersebut. Pemimpin dapat sewaktu-waktu mengambil tindakan atau keputusan yang dirasa kurang mendukung jalannya proses organisasi. Namun pemimpin yang bijak harusnya mampu menimbang serta memutuskan segala sesuatu yang bersifat tegas dan adil.
Tegas dalam hal ini tidak berarti keras, kolot ataupun berkenaan dengan fisik. Pemimpin merupakan contoh bagi bawahannya. Jika ia tidak tegas, dan terkesan kurang percaya diri dalam mengambil keputusan maka bawahan pun akan meragukan kinerja pemimpinnya. Selain itu pemimpin dituntut untuk mempunyai wibawa yang tinggi didepan bawahannya. Jika bawahan sampai meragukan kemampuan pemimpinnya, maka sudah dipastikan pelaksanaan proyek tersebut akan terkendala.
Pemimpin yang telah mempelajari filsafat tentu akan lebih mengerti tentang sikap adil dalam mengambil keputusan yaitu seorang pemimpin hendaknya mampu menimbulkan perasaan nyaman bagi anggotanya. Semua keputusannya tidak berat sebelah atau menguntungkan beberapa pihak saja. Sedangkan pihak lain merasa diperlakukan sewenang-wenang dan tidak sesuai dengan porsinya.
Yang terakhir, siapa saja yang berhak menempatkan diri sebagai seorang pemimpin di dunia ini. Jawaban dari pertanyaan ini sangatlah mudah dan sederhana. Semua orang yang terlahir di dunia ini berhak menjadi pemimpin. Minimal ia bisa memimpin dirinya sendiri menuju ke arah yang lebih baik. Setelah ia mampu mengarahkan dirinya sendiri barulah ia dapat mencoba belajar untuk mengatur dan mengarahkan orang-orang disekitarnya. Pada dasarnya setiap orang mempunyai kesempatan yang sama dalam hal kepemimpinan. Hanya yang menjadi penentu adalah usaha manusia itu sendiri untuk mencoba menggali dan mengembangkan kemampuannya itu.

3 komentar:

  1. Filsafat ilmu memang sangat penting untuk dipelajari karena saya kelak ingin menjadi seorang pemimpin yang bijak,hehe

    BalasHapus
  2. seorang pemimpim memanglah harus bijak, tp bagaiman jika pemimpn tersebut tidak mengenal konsep pemimpn scr filsafat???

    BalasHapus
  3. apakah filsafat ilmu menjamin seseorang itu benar-benar menjadi pemimpin yang baik?itu yang perlu dikaji ulang?

    BalasHapus