Menjadi Pemimpin yang Bijak dalam Mengambil Keputusan Melalui Pembelajaran Filsafat Ilmu
1. Pengertian
Filsafat
Filsafat adalah usaha untuk memahami atau
mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilainya. Filsafat termasuk ilmu yang
paling luas cakupannya, oleh karena itu titik tolak untuk memahami dan mengerti
filsafat adalah meninjau dari segi etimologi.
Istilah “filsafat” dalam bahasa Indonesia
memiliki padanan kata philosophia (Yunani), yaitu philein yang
berarti “mencintai”, sedangkan philos yang berarti “teman, kawan,
sahabat” dan istilah sophos yang berarti
“kebijaksanaan”.
2. Pengertian
Pemimpin dan Kepemimpinan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pemimpin adalah orang yang memimpin,
orang yang memegang tangan sambil berjalan untuk menuntun, menunjukkan jalan
orang yang dibimbing, orang yang menunjukkan jalan dalam arti kiasan, orang
yang melatih, mengajari supaya akhirnya dapat mengerjakan sendiri.
Para pemraktik biasanya mendefinisikan pemimpin sebagai orang yang
menerapkan prinsip dan tekhnik yang memastikan motivasi, disiplin dan
produktivitas jika bekerjasama dengan orang, tugas dan situasi agar dapat
mencapai tujuan organisasi.
Definisi pemimpin menurut
para ahli dan dalam beberapa kamus modern diantaranya:
1. Ahmad Rusli dalam
kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999)
Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.
Menyatakan pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.
2. Miftha Thoha dalam
bukunya Prilaku Organisasi (1983 : 255)
Pemimpin adalah seseorang
yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
3. Kartini Kartono ( 1994
: 33 )
Pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kclebihan
disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan.
4. C. N.
Cooley (1902)
Pemimpin itu selalu
merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua
gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan akan ditemukan kecenderungan
yang memiliki titik pusat.
5. Henry Pratt Faiechild
dalam Kartini Kartono (1994 : 33)
Pemimpin dalam pengertian
ialah seorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan
mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain
atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian yang terbatas,
pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan
kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/ penerimaan secara sukarela oleh
para pengikutnya.
6. Sam Walton.
Pemimpin besar akan berusaha
menanamkan rasa percaya diri pada para pendukung. Jika orang memiliki percaya
diri tinggi, maka kita akan terkejut pada hasil luar biasa yang akan mereka
raih.
7. Ahmad Rusli dalam
kertas kerjanya Pemimpin Dalam Kepimpinan Pendidikan (1999)
Pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.
Pemimpin adalah individu manusia yang diamanahkan memimpin subordinat (pengikutnya) ke arah mencapai matlamat yang ditetapkan.
Para ahli umumnya mengakui bahwa proses memimpin (kepemimpinan) itu
merupakan suatu seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan,
kepercayaan, hormat dan kerjasama yang bersemangat guna mencapai tujuan secara
bersama. Dalam masyarakat, dewasa ini kepemimpinan lebih dititik beratkan
kepada kemampuan untuk mengendalikan kekuasaan yang tersebar dan memberi
kekuasaan pada orang lain untuk mengubah impian menjadi kenyataan. Impian
tersebut menuntut seseorang untuk lebih mengembangkan kreativitasnya.
3. Konsep
Pemimpin yang Baik
Berdasarkan pengertian dan definisi yang telah dikemukan, adanya
tugas yang harus dilaksanakan oleh pemimpin antara lain :
a.
Membangkitkan
kepercayaan dan loyalitas bawahan.
b.
Mengkomunikasikan
gagasan kepada orang lain.
c.
Mempengaruhi
orang lain.
d.
Mengkoordinasikan
sejumlah kegiatan.
Seorang tokoh yang bernama Selzink pun ikut mendefinisikan empat
macam tugas penting seorang pemimpin. Teori ini dibenarkan pula oleh Richard H.
Hall dalam bukunya yang berjudul “Organization
Structure and Process” (1982). Tugas ini meliputi :
a.
Mendefinisikan
misi dan peranan organisasi.
b.
Menciptakan
kebijaksanaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c.
Mempertahankan
keutuhan organisasi.
d.
Mengendalikan
konflik internal yang terjadi did ala organisasi.
Selain tujuan, pemimpin juga memiliki beberapa fungsi yaitu :
a.
Menciptakan
perubahan secara efektif di dalam penampilan kelompok.
b.
Menggerakkan
orang lain sehingga secara sadar orang lain tersebut melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.
Dua fungsi lain yang diungkapkan oleh James A.F. Stoner
(Managemant, 1982) yaitu :
a.
Fungsi
pemecahan masalah
Pemimpin memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan
sumbangan informasi dan pendapat.
b.
Fungsi
menjaga keutuhan kelompok
Seorang pemimpin membantu kelompok untuk beroprasi lebih lancer,
memberikan persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang lain, menjembatani
kelompok yang sedang berselisih pendapat.
John Adair (1990 : 2-3 dalam Komariah dan Triatna, 2004 : 82)
mengemukakan ciri-ciri pemimpin yang berkualitas yaitu :
1)
Memiliki
integritas pribadi.
2)
Memiliki
antusiasme terhadap perkembangan lembaga yang dipimpinnya.
3)
Mengembangkan
kehangatan, budaya dan iklim organisasi.
4)
Memiliki
ketenangan dalam memanajemen suatu organisasi.
5)
Tegas
dan adil dalam mengambil tindakan, kebijakan dan keputusan kelembagaan.
4. Pemimpin
yang Bijaksana dalam Mengambil Keputusan
Filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang
rasional dari segala sesuatu. Sebagaimana dikemukakan oleh James K. Feibleman,
bahwa filsafat sebagai suatu kebijaksanaan yang rasional tentang segala sesuatu
dalam kaitannya dengan hidup manusia. Manusia dalam hidupnya senantiasa
menghadapi berbagai macam permasalahan, antara lain : masalah ekonomi, politik,
social, ideology dan sebagainya. Termasuk dalam perannya sebagai seorang
pemimpin, yang dituntut harus bersikap bijaksana dalam mengambil suatu
keputusan demi terpenuhinya hajat hidup orang banyak.
Pada materi sebelumnya telah dijelaskan secara panjang lebar
mengenai konsep pemimpin yang baik secara luas. Jika semua konsep dijabarkan
secara keseluruhan maka tidak akan habis bahan pembicaraannya. Maka pada
makalah ini, konsep yang begitu luas itu akan dikerucutkan dan hanya membahas masalah bagaimana sosok
pemimpin yang bijaksana dalam mengambil keputusan.
Pada suatu lembaga maupun organisasi sudah pasti terdapat beberapa
peraturan yang harus ditaati oleh semua orang yang tergabung dalam organisasi
tersebut. Peraturan tersebut tidak hanya dibuat oleh pemimpinnya saja. Namun
peraturan ditetapkan melalui proses persetujuan semua pihak terkait. Tugas
pemimpin dalam hal ini hanya mengawasi dan menyutujui keberlangsungan peraturan
tersebut. Pemimpin dapat sewaktu-waktu mengambil tindakan atau keputusan yang
dirasa kurang mendukung jalannya proses organisasi. Namun pemimpin yang bijak
harusnya mampu menimbang serta memutuskan segala sesuatu yang bersifat tegas
dan adil.
Tegas dalam hal ini tidak berarti keras, kolot ataupun berkenaan
dengan fisik. Pemimpin merupakan contoh bagi bawahannya. Jika ia tidak tegas,
dan terkesan kurang percaya diri dalam mengambil keputusan maka bawahan pun
akan meragukan kinerja pemimpinnya. Selain itu pemimpin dituntut untuk
mempunyai wibawa yang tinggi didepan bawahannya. Jika bawahan sampai meragukan
kemampuan pemimpinnya, maka sudah dipastikan pelaksanaan proyek tersebut akan
terkendala.
Pemimpin yang telah mempelajari filsafat tentu akan lebih mengerti
tentang sikap adil dalam mengambil keputusan yaitu seorang pemimpin hendaknya
mampu menimbulkan perasaan nyaman bagi anggotanya. Semua keputusannya tidak
berat sebelah atau menguntungkan beberapa pihak saja. Sedangkan pihak lain
merasa diperlakukan sewenang-wenang dan tidak sesuai dengan porsinya.
Yang terakhir, siapa saja yang berhak menempatkan diri sebagai
seorang pemimpin di dunia ini. Jawaban dari pertanyaan ini sangatlah mudah dan
sederhana. Semua orang yang terlahir di dunia ini berhak menjadi pemimpin.
Minimal ia bisa memimpin dirinya sendiri menuju ke arah yang lebih baik.
Setelah ia mampu mengarahkan dirinya sendiri barulah ia dapat mencoba belajar
untuk mengatur dan mengarahkan orang-orang disekitarnya. Pada dasarnya setiap
orang mempunyai kesempatan yang sama dalam hal kepemimpinan. Hanya yang menjadi
penentu adalah usaha manusia itu sendiri untuk mencoba menggali dan mengembangkan
kemampuannya itu.
Filsafat ilmu memang sangat penting untuk dipelajari karena saya kelak ingin menjadi seorang pemimpin yang bijak,hehe
BalasHapusseorang pemimpim memanglah harus bijak, tp bagaiman jika pemimpn tersebut tidak mengenal konsep pemimpn scr filsafat???
BalasHapusapakah filsafat ilmu menjamin seseorang itu benar-benar menjadi pemimpin yang baik?itu yang perlu dikaji ulang?
BalasHapus