SEKOLAH SEBAGAI SISTEM SOSIAL (HAKEKAT SISTEM, KOMPONEN SISTEM : INPUT, RAW INPUT, PROSES, OUTPUT, OUTCOME)
a. Pengertian Sistem
Banyak pendapat tentang pegertian
sistim. Namun secara umum pengertian sistem adalah sekelompok bagian-bagian
yang bekerja sama secara keseluruhan berdasarkan suatu tujuan bersama. Di dalam
sistem masing-masing unsur saling berkaitan, saling bergantung dan saling
berinteraksi atau suatu kesatuan usaha yang terdiri atas bagian-bagian yang
berkaitan satu dengan yang lainnya, dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam
lingkungan yang kompleks. Pengertian tersebut selaras dengan pendapat Johnson,
Kast dan Rosenwig,1973 sebagaimana dikutip oleh Soenarya (2000) menyatakan
bahwa sistem adalah suatu tatanan yang kompleks dan menyeluruh. Dengan kata
lain, satu kesatuan dari sesuatu sehingga merupakan kesatuan yang menyeluruh. Sedangkan
Middleton dan Wedemeyer,1985 memandang
sistem sebagai kumpulan dari berbagai bagian (unsur) yang saling tergantung
yang bekerja sama sebagai suatu keseluruhan untuk mencapai suatu tujuan, di
mana hasil keseluruhan lebih berarti dari pada hasil sejumlah bagian (Soenarya,
2000: 12).
Bachtiar (1985) mengemukakan bahwa
sistem adalah sejumlah satuan yang berhubungan satu dengan lainnya sedemikian rupa
sehingga membentuk satu kesatuan yang biasanya berusaha mencapai tujuan
tertentu. Pada bagian yang sama, Bachtiar menambahkan bawa sistem adalah
seperangkat ide atau gagasan, asas, metode dan prosedur yang disajikan sebagai
suatu tatanan yang teratur. Cleland dan King (1988) menyatakan bahwa system adalah
sekelompok sesuatu yang secara tetap saling berkaitan dan saling bergantungan
sehingga membentuk suatu keseluruhan yang terpadu. Adapun menurut
Poerwodarminto dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 849) menyebutkan bahwa
system adalah (1) seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga
membentuk suatu totalitas, (2) susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas
dan sebagainya, dan (3) metode. Mendasarkan pendapat diatas, sesuatu dapat
dinamakan sistem bila terjadi hubungan atau interelasi dan interdependensi baik
internal maupun eksternal antarsubsistem. Interaksi, interelasi, dan
interdependensi itu disebut hubungan internal. Bila interaksi, interelasi, dan
interdependensi itu terjadi antarsistem, hubungan itu disebut hubungan
eksternal. Bila hubungan antarsubsistem atau antarkomponen di mana hubungan itu
terjadi dengan sendirinya dan tergantung dari subsistem atau komponen lain,
hubungan itu disebut hubungan determenistik. Sebaliknya, bila hubungan
itu tidak pasti bahwa sesuatu itu dapat berfungsi, maka suatu komponen tidak
perlu bergantung pada suatu komponen yang lain. Bola lampu mempunyai akibat
deterministik terhadap penerangan karena tanpa bola lampu dengan berbagai jenis
dan bentuknya akan mengakibatkan kegelapan. Namun terang dan gelap lampu tidak
ada hubungannnya dengan kipas angin. Hubungan yang demikian itu disebut nondeterministik.
Apabila terdapat pengaruh yang menunjang, memperkuat, mempercepat fungsi
perubahan atau pertumbuhan suatu system atau subsistem, maka hubungan itu
menimbulkan pengaruh yang menghambat atau mencegah, maka hubungan itu disebut disfungsional.
Lingkungan merupakan batas antara suatu sistem dengan sistem lainnya. Makin
terbuka suatu sistem, makin perilakunya terpengaruh oleh lingkungan. Lingkungan
suatu sistem merupakan pembeda antara suatu sistem dengan sistem yang lain. Lingkungan
dapat merupakan sumber yang memberikan kesempatan kepada suatu sistem untuk
berkembang dalam mencapai fungsi dan tujuannya, atau sebaliknya dapat pula
merupakan penghambat.
2. Komponen Sistem
Sebagai suatu system, sekolah memiliki beberapa komponen yang
terdiri dari : input, raw input, proses, output, dan outcome. Komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu
sama lain karena merupakan satu kesatuan yang utuh yang saling terkait,
terikat, mempengaruhi, membutuhkan dan menentukan. Perubahan satu komponen saja
akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya.
Input sekolah adalah segala masukan yang dibutuhkan sekolah untuk
terjadinya pemprosesan guna mendapatkan output yang diharapkan. Input merupakan
bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat suatu generasi yang disebut sebagai
manusia seutuhnya. Input sekolah antara lain manusia (man), uang (money),
material/bahan-bahan (materials), metode-metode (methods), dan
mesin-mesin (mechine).
Manusia yang dibutuhkan sebagai masukan bagi proses pendidikan
adalah siswa sebagai bahan utama atau bahan mentah (raw input). Untuk
menghasilkan manusia seutuhnya diperlukan input manusia yang memiliki potensi
untuk dididik, dilatih, dibimbing, dan dikembangkan menjadi manusia seutuhnya.
Input dapat dikategorikan menjadi dua yaitu input sumberdaya, dan input
manajemen atau kepemimpinan. Input sumber daya meliputi sumberdaya manusia dan
sumberdaya lainnya (kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya).
Sedangkan sumber daya lainnya meliputi uang, peralatan, perlengkapan, bahan,
bangunan, dan lain sebagainya. Sedangkan input manajemen adalah input potensial
bagi pembentukan system yang efektif dan efisien.
Komponen masukan (raw input),
adalah kualitas siswa yang akan mengikuti proses pendidikan. Kualitas tersebut
dapat berupa potensi kecerdasan, bakat, minat belajar, kepribadian siswa, dan
sebagainya.
Menurut Komariah & Triatna,
2005:5, proses penyelenggaraan sekolah adalah kiat manajemen sekolah dalam
mengelola masukan-masukan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan (output
sekolah). Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut
input, sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Proses
berlangsungnya sekolah pada intinya adalah berlangsungnya pembelajaran, yaitu
terjadinya interaksi antara siswa dengan guru yang didukung oleh perangkat lain
sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Sekolah sebagai suatu system,
seharusnya menghasilkan output yang dapat dijamin kepastiannya. Output
dari aktivitas sekolah adalah segala sesuatu
yang kita pelajari di sekolah, yaitu seberapa banyak yang dipelajari dan
seberapa baik kita mempelajarinya. Apa yang kita pelajari bisa berupa
pengetahuan kognitif, ketrampilan dan sikap-sikap. Output sekolah yaitu berupa
kelulisan siswa. Output sekolah berfokus pada siswa, tetapi siswa yang
memiliki kompetensi yang dipersyaratkan.
Jika ditinjau dari sudut lulusan,
output sekolah adalah lulusan yang berguna bagi kehidupan, yaitu lulusan
yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya dan lingkungannya. Artinya, lulusan
semacam ini mencakup outcome, hasil dari investasi pendidikan yang
selama ini dijalani siswa untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat. Outcome
pada pendidikan dasar dan menengah adalah siswa dapat melanjutkan pendidikannya
ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan jika ia tidak melanjutkan maka dalam
kehidupannya dapat mencari nafkah dengan bekerja kepada orang lain atau mandiri,
hidup layak, dapat bersosialisasi, dan bermasyarakat.
Komariah & Triatna (2004:75)
menyebutkan sekolah efektif sebagai sekolah yang menetapkan keberhasilan pada
input, proses, output dan outcome yang ditandai dengan berkualitasnya
komponen-komponen system tersebut.
Salah satu konsep perbaikan input,
proses, dan output adalah TQM (Total Quality Manajemen). TQM diartikan
sebagai manajemen kualitas secara total dimana merupakan suatu pendekatan yang
sistematis, praktis, dan strategis bagi penyelenggaraan pendidikan yang
mengutamakan kepuasan pelanggan yang bertujuan meningkatkan mutu (Sallis,
1993:35 dalam Komariah & Triatna, 2004:29).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar