Selasa, 13 Desember 2011

SOSIOLOGI KESEHATAN

PERBEDAAN LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT ANTARA YANG MENGGUNAKAN JAMKESMAS DAN TIDAK DI RUMAH SAKIT TERNAMA



Kesehatan adalah salah satu hak mendasar bagi masyarakat. Hak ini menjadi salah satu kewajiban pemerintah kepada warganya terutama bagi masyarakat miskin. Sejak tahun 1997 pelayanan kesehatan pada rakyat miskintelah dijalankan oleh pemerintah. Pelayanan ini meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap di puskesmas, pelayanan rujukan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit.
Pelayanan kesehatan merupakan hak semua orang, tidak memandang kaya/miskin, pejabat/rakyat biasa, pintar/bodoh, atau lainnya. Pemerintah telah berupaya untuk menjamin kesehatan masyarakatnya dengan berbagai cara, misalnya jamkesmas. Program ini mendapat respon yang sangat baik dari berbagai kalangan masyarakat, terutama kelas ekonomi menengah kebawah.  Mereka berharap dengan adanya keringanan biaya kesehatan, maka mereka tidak lagi merasa khawatir dengan kondisi kesehatannya.
Menurut Hasbullah Thabrany, dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, jumlah pemegang kartu Gakin yang dirawat inap di rumah sakit umum kurang dari lima persen dari keseluruhan pasien, fakta tersebut bukan karena masyarakat mampu membayar, tetapi dipaksa untuk membayar. Permasalahan ini yang menjadi dasar pembentukan kartu Askeskin pada tahun 2005 lalu. Tidak jauh berbeda dari program Gakin, Askeskin pun menuai banyak masalah, mulai dari data yang kurang akurat yang menyebabkan masih banyaknya keluarga miskin yang tidak terjaring program ini sampai keterlambatan PT Askes membayar klaim kepada pihak rumah sakit yang notabene provider dari program ini. Bahkan pada akhir januari 2008, PT Askes masih berhutang Rp1,145 triliun kepada beberapa rumah sakit yang menyediakan layanan Askeskin ini.
Kemudian, Departemen Kesehatan melakukan perluasan pelayanan dengan diadakannya Kartu Jamkesmas. Sebenarnya program Jamkesmas hampir sama dengan program Askeskin. Perbedaannya, jika dalam program Askeskin, PT Askes bertindak sebagai pengelola dari sisi manajemen kepesertaan, verifikasi klaim hingga pengelolaan keuangan, maka dalam program Jamkesmas PT Askes hanya menangani masalah manajemen kepesertaan.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya mengenai jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat), jamkesmas adalah sebuah program asuransi kesehatan untuk warga Indonesia. Program ini dijalankan sejak tahun 2004. Pada tahun 2009 program ini mendanai biaya kesehatan untuk 76,4 juta penduduk, jumlah ini termasuk sekitar 2,650 juta anak terlantar, penghuni panti jompo, tunawisma, dan penduduk yang tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP).
Namun semua tidak sesuai dengan harapan, banyak yang menilai pelayanan yang dilakukan pemerintah dilakukan setengah hati pemahaman program pelayanan hanya dipahami dalam kategori stakeholder mengambil kebijakan, member pelayanan kesehatan dan mengelola dana. Sementara kebutuhan riil bagi masyarakat miskin masih banyak terabaikan. Belum lagi jika dilihat dari kualitas pelayanan.
Jika kita jeli dan teliti, maka pastilah akan menjumpai berbagai fenomena menarik yang menerangkan betapa kontrasnya perbedaan antara si kaya dan si miskin. Perbedaan tersebut nampak dari berbagai segi pelayanan, dalam hal ini termasuk pelayanan kesehatan pada Rumah Sakit, maupun Puskesmas. Sehingga sering kali terdengar ungkapan “Orang Miskin Dilarang Sakit” karena pada kenyataannya banyak sekali Rumah Sakit yang lebih mementingkan uang dari pada keselamatan pasiennya yang kurang mampu.
Secara praktik, pelayanan kesehatan ini masih menyisakan beberapa problem yang harus dibenahi. Fakta yang ada di masyarakat menunjukkan bahwa miskin masih harus mengeluarkan biaya tambahan untuk dapat menerima pelayanan tersebut.
Dari permasalahan yang ada mengenai ketidakadilan pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia yang membedakan antar kelas status sosial ekonomi, yaitu kalangan berduit atau dalam kata lain memiliki uang yang cukup banyak untuk membayar jasa layanan kesehatan tersebut dan kalangan orang yang mengharap belas kasihan atas pelayanan kesehatan tersebut yaitu orang miskin yang tidak cukup mempunyai biaya untuk membayarnya. Penulis merasa tertarik untuk meneliti hal ini. Peneliti berharap dengan adanya penelitian mengenai pelayanan kesehatan ini dapat memberikan perubahan bagi perbaikan system pengelolaan program pelayanan kesehatan untuk orang miskin.

3 komentar:

  1. bener banget,ternyata sumpah dan janji serta kata kata hanya basa basi. .mereka menghianati negri ini atas nama profesi

    BalasHapus
  2. pa sista sudah melakukan kajian lapang sendiri?
    Rumah sakit ternama dimana ini?
    beberapa bulan lalu, saya melihat acara di TV ternyata di bebrapa kabupaten dan kota sudah menggalakan perbaikan program pelayanan untuk pengguna jaminan kesehatan.
    saya dengar juga tetapi blum melakukan kajian ulang, bhwa jaminan kesehatan tidak diterima krena negara sudah berhutang biaya yang dikeluarkan rumah sakit dengan pengguna jaminan kesehatan.

    BalasHapus
  3. Program pemerintah dengan memberikan kartu Gakin, kartu Askeskin maupun Jamkesmas saya pikir sama halnya dengan program BLT (Bantuan Langsung Tunai), karena akan menciptakan masyarakat yang seolah-olah hanya "menengadahkan tangan mengharapkan belas kasihan", dengan kata lain masyarakat Indonesia yang bisanya hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah..padahal saya pernah mendengar sendiri berita dari tv bahwa hutang pemerintah sudah sangat menumpuk hanya untuk merealisasikan program-program tersebut..

    BalasHapus